Manajemen kinerja adalah salah satu elemen kunci untuk kesuksesan organisasi, baik itu bisnis skala besar maupun kecil. Dengan strategi manajemen kinerja yang efektif, organisasi dapat memastikan bahwa tujuan perusahaan selaras dengan tujuan individu, meningkatkan produktivitas, serta menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan transparan.
Apa itu Manajemen Kinerja?
Definisi Manajemen Kinerja
Manajemen kinerja adalah proses sistematis yang digunakan untuk memantau, menilai, dan meningkatkan kinerja individu atau tim dalam sebuah organisasi. Tujuan utama dari manajemen kinerja adalah untuk memastikan bahwa karyawan dapat memenuhi target atau standar kerja yang telah ditetapkan dan, pada akhirnya, berkontribusi secara optimal terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Proses ini melibatkan pengaturan tujuan yang jelas, pemantauan berkelanjutan, evaluasi berkala, serta memberikan umpan balik dan bimbingan untuk peningkatan kinerja.
Tujuan Manajemen Kinerja dalam Organisasi
Tujuan utama dari manajemen kinerja adalah menciptakan lingkungan di mana karyawan dapat memberikan yang terbaik dari diri mereka sendiri untuk mendukung tujuan organisasi. Beberapa tujuan spesifik manajemen kinerja dalam sebuah organisasi meliputi:
- Meningkatkan produktivitas karyawan: Dengan adanya penetapan target yang jelas dan pemantauan kinerja, karyawan dapat lebih fokus dan termotivasi untuk mencapai hasil yang optimal.
- Meningkatkan kepuasan dan keterlibatan karyawan: Manajemen kinerja yang efektif melibatkan karyawan dalam proses penilaian dan pengembangan mereka sendiri, yang dapat meningkatkan tingkat kepuasan dan keterlibatan mereka.
- Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan: Proses manajemen kinerja membantu manajemen mengidentifikasi area di mana karyawan mungkin memerlukan pelatihan tambahan atau pengembangan keterampilan.
- Memastikan keselarasan dengan tujuan organisasi: Manajemen kinerja memastikan bahwa kinerja individu selaras dengan strategi dan tujuan keseluruhan organisasi.
- Memberikan umpan balik dan peluang pengembangan: Melalui penilaian berkala, karyawan dapat menerima umpan balik yang konstruktif dan diarahkan ke area pengembangan yang dapat membantu mereka tumbuh dalam karier mereka.
Dengan pendekatan yang baik, manajemen kinerja dapat membawa dampak positif baik bagi karyawan maupun organisasi secara keseluruhan.
Mengapa Manajemen Kinerja Penting?
Dampak Positif Manajemen Kinerja yang Baik
Manajemen kinerja yang efektif membawa berbagai manfaat positif, baik bagi organisasi maupun karyawan. Berikut adalah beberapa dampak positif yang dapat dirasakan:
- Meningkatkan Produktivitas: Dengan adanya tujuan yang jelas dan pengukuran kinerja yang teratur, karyawan lebih terdorong untuk bekerja sesuai dengan standar yang diharapkan. Hal ini secara otomatis meningkatkan produktivitas dan efektivitas kerja.
- Motivasi dan Keterlibatan Karyawan: Umpan balik yang teratur dan transparan membuat karyawan merasa dihargai dan diperhatikan. Ketika karyawan tahu apa yang diharapkan dari mereka dan mendapatkan dukungan untuk berkembang, tingkat motivasi dan keterlibatan mereka dalam pekerjaan akan meningkat.
- Pengembangan Keterampilan dan Kompetensi: Manajemen kinerja memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi area di mana karyawan memerlukan pengembangan keterampilan. Program pelatihan yang disesuaikan dapat diberikan untuk meningkatkan kompetensi individu dan tim.
- Keselarasan dengan Tujuan Organisasi: Dengan sistem manajemen kinerja yang terstruktur, karyawan dapat lebih memahami bagaimana pekerjaan mereka berkontribusi terhadap tujuan besar organisasi. Ini membantu menyelaraskan upaya individu dengan visi jangka panjang perusahaan.
- Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik: Data yang dihasilkan dari proses manajemen kinerja dapat digunakan untuk membuat keputusan yang lebih baik terkait promosi, kenaikan gaji, atau pengalokasian sumber daya. Ini menciptakan keadilan dan transparansi dalam keputusan-keputusan penting.
Mengatasi Tantangan dalam Manajemen Kinerja
Walaupun manajemen kinerja memiliki banyak manfaat, ada juga tantangan yang harus diatasi agar strategi ini berjalan efektif. Beberapa tantangan utama meliputi:
- Penilaian Kinerja yang Tidak Objektif: Salah satu tantangan terbesar dalam manajemen kinerja adalah memastikan bahwa penilaian karyawan dilakukan secara adil dan objektif. Bias dari manajer atau kolega dapat memengaruhi hasil evaluasi, yang pada akhirnya merugikan karyawan yang dinilai tidak sesuai dengan realitas.
- Komunikasi yang Buruk: Proses manajemen kinerja memerlukan komunikasi yang jelas antara manajemen dan karyawan. Jika komunikasi tidak efektif, karyawan mungkin tidak mengerti ekspektasi atau menerima umpan balik yang tidak jelas, sehingga menghambat peningkatan kinerja mereka.
- Kurangnya Dukungan dari Manajemen Puncak: Agar manajemen kinerja berhasil, perlu ada dukungan penuh dari manajemen puncak. Jika manajemen atasan tidak mendukung atau tidak terlibat dalam proses, implementasi strategi ini bisa terhambat dan hasil yang diinginkan sulit dicapai.
- Resistensi Karyawan terhadap Umpan Balik: Tidak semua karyawan merespons umpan balik dengan positif, terutama jika umpan balik yang diberikan berfokus pada aspek negatif tanpa adanya solusi atau dukungan. Penting untuk memberikan umpan balik yang konstruktif dan membangun, serta menyediakan sarana untuk perbaikan.
- Kurangnya Waktu dan Sumber Daya: Manajemen kinerja yang efektif memerlukan waktu, tenaga, dan sumber daya yang cukup. Tanpa perencanaan dan alokasi sumber daya yang tepat, proses manajemen kinerja bisa menjadi beban tambahan bagi manajemen dan karyawan.
Dengan mengatasi tantangan-tantangan ini, organisasi dapat memaksimalkan manfaat dari sistem manajemen kinerja dan menciptakan budaya kerja yang lebih produktif dan berkelanjutan.
Komponen Utama dari Strategi Manajemen Kinerja yang Efektif
Pengaturan Tujuan yang Jelas
Salah satu komponen terpenting dalam manajemen kinerja adalah menetapkan tujuan yang jelas. Tanpa tujuan yang spesifik, karyawan mungkin tidak tahu apa yang diharapkan dari mereka atau arah mana yang harus mereka tuju. Untuk memastikan kinerja yang efektif, tujuan harus menggunakan prinsip SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound). Ini berarti tujuan harus:
- Spesifik: Menyebutkan dengan jelas apa yang harus dicapai.
- Terukur: Ada kriteria yang dapat diukur untuk menentukan apakah tujuan telah tercapai.
- Dapat dicapai: Tujuan harus realistis dan dapat diraih oleh karyawan.
- Relevan: Harus selaras dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan.
- Berbatas waktu: Memiliki jangka waktu atau tenggat waktu yang jelas.
Dengan tujuan yang jelas, karyawan akan lebih termotivasi untuk bekerja sesuai dengan ekspektasi dan memiliki panduan yang lebih baik untuk mengukur kemajuan mereka.
Monitoring dan Umpan Balik Berkala
Monitoring kinerja yang terus-menerus dan pemberian umpan balik secara berkala merupakan kunci untuk memastikan karyawan tetap berada di jalur yang benar. Umpan balik yang diberikan secara berkala memungkinkan karyawan memahami apa yang mereka lakukan dengan baik dan area mana yang perlu ditingkatkan. Berikut adalah beberapa manfaat dari monitoring dan umpan balik berkala:
- Mencegah kesalahan berulang: Dengan memberikan umpan balik secara cepat, manajer dapat mencegah karyawan mengulangi kesalahan yang sama.
- Meningkatkan motivasi: Karyawan yang menerima umpan balik positif akan lebih termotivasi untuk melanjutkan kinerja baik mereka.
- Mendukung perbaikan berkelanjutan: Umpan balik yang diberikan secara konstruktif membantu karyawan mengetahui langkah-langkah perbaikan yang dapat mereka ambil.
Selain itu, monitoring kinerja secara berkala memberikan kesempatan bagi manajer untuk mengoreksi masalah lebih awal sebelum menjadi lebih besar.
Penilaian Kinerja yang Objektif
Penilaian kinerja yang objektif sangat penting untuk memastikan bahwa proses manajemen kinerja berjalan dengan adil dan akurat. Penilaian yang objektif harus didasarkan pada kriteria yang jelas dan terukur, bukan hanya opini atau persepsi pribadi. Beberapa cara untuk memastikan penilaian yang objektif meliputi:
- Menerapkan metrik kinerja yang jelas: Menggunakan indikator atau KPI yang dapat diukur untuk menilai pencapaian karyawan.
- Melibatkan lebih dari satu penilai: Pendekatan seperti feedback 360 derajat, di mana beberapa pihak terlibat dalam penilaian (rekan kerja, atasan, bawahan), dapat memberikan pandangan yang lebih holistik dan adil.
- Menghindari bias: Pastikan bahwa penilaian tidak dipengaruhi oleh bias pribadi, seperti favoritisme atau prasangka.
Dengan penilaian yang objektif, karyawan akan merasa lebih percaya diri bahwa kinerja mereka dinilai dengan adil dan sesuai dengan upaya yang telah mereka lakukan.
Pengembangan dan Pelatihan Berkelanjutan
Manajemen kinerja tidak hanya tentang menilai kinerja saat ini, tetapi juga tentang membantu karyawan berkembang dan mencapai potensi penuh mereka. Oleh karena itu, pengembangan dan pelatihan berkelanjutan harus menjadi bagian integral dari strategi manajemen kinerja. Beberapa cara untuk mendorong pengembangan dan pelatihan berkelanjutan meliputi:
- Pelatihan formal: Menyediakan pelatihan yang relevan untuk mengembangkan keterampilan teknis atau manajerial yang dibutuhkan oleh karyawan.
- Mentoring dan coaching: Bimbingan personal melalui mentoring atau coaching dapat membantu karyawan menghadapi tantangan spesifik dalam peran mereka dan meningkatkan kinerja secara keseluruhan.
- Rencana pengembangan individu: Bersama dengan manajer, karyawan dapat mengembangkan rencana pengembangan individu yang disesuaikan dengan kebutuhan karier mereka.
Pelatihan berkelanjutan tidak hanya meningkatkan keterampilan dan kompetensi karyawan, tetapi juga memberikan mereka perasaan diberdayakan dan dihargai oleh perusahaan, yang pada akhirnya meningkatkan keterlibatan dan loyalitas mereka.
Dengan mengintegrasikan komponen-komponen ini dalam strategi manajemen kinerja, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang produktif, efisien, dan mendukung pertumbuhan individu serta keberhasilan organisasi secara keseluruhan.Pengembangan profesional melalui pelatihan dan mentoring berkelanjutan membantu karyawan tumbuh dan mencapai potensi penuh mereka.
Langkah-Langkah dalam Mengembangkan Strategi Manajemen Kinerja
Menganalisis Kebutuhan Bisnis
Langkah pertama dalam mengembangkan strategi manajemen kinerja adalah memahami kebutuhan bisnis secara menyeluruh. Setiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda, dan strategi manajemen kinerja harus selaras dengan kebutuhan spesifik tersebut. Analisis kebutuhan bisnis melibatkan:
- Identifikasi Tujuan Organisasi: Memahami tujuan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan. Apakah fokus utama pada pertumbuhan, efisiensi operasional, atau inovasi?
- Evaluasi Peran Karyawan: Menilai peran dan tanggung jawab masing-masing karyawan dalam mencapai tujuan tersebut. Bagaimana kontribusi mereka memengaruhi hasil keseluruhan?
- Mengidentifikasi Keterampilan yang Diperlukan: Menentukan keterampilan dan kompetensi yang diperlukan untuk mencapai target organisasi. Ini akan membantu dalam mengembangkan program pelatihan dan pengembangan yang relevan.
Dengan menganalisis kebutuhan bisnis, perusahaan dapat menyelaraskan strategi manajemen kinerja mereka dengan prioritas utama dan memastikan bahwa karyawan bekerja menuju tujuan yang sama.
Menetapkan Tujuan Kinerja yang SMART
Setelah memahami kebutuhan bisnis, langkah berikutnya adalah menetapkan tujuan kinerja yang spesifik untuk karyawan. Prinsip SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound) membantu memastikan bahwa tujuan yang ditetapkan dapat dicapai dengan cara yang terukur dan realistis. Berikut penjelasan lebih rinci:
- Spesifik: Tujuan harus jelas dan terperinci, sehingga karyawan memahami dengan tepat apa yang diharapkan dari mereka.
- Terukur: Ada indikator atau metrik yang dapat digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana tujuan telah tercapai.
- Dapat dicapai: Tujuan harus realistis dan sesuai dengan kemampuan karyawan serta sumber daya yang tersedia.
- Relevan: Tujuan harus relevan dengan peran karyawan dan selaras dengan tujuan organisasi.
- Berbatas waktu: Setiap tujuan harus memiliki tenggat waktu yang jelas untuk memastikan bahwa karyawan tetap fokus dan termotivasi.
Dengan menetapkan tujuan yang SMART, perusahaan dapat mengarahkan upaya karyawan secara lebih efektif dan memastikan bahwa setiap individu bekerja dengan tujuan yang jelas dan terukur.
Membuat Sistem Penilaian Kinerja yang Transparan
Transparansi adalah kunci dalam proses penilaian kinerja. Karyawan harus memahami bagaimana kinerja mereka akan dievaluasi, metrik apa yang akan digunakan, dan bagaimana hasilnya akan memengaruhi perkembangan karier mereka. Berikut beberapa elemen penting dalam membuat sistem penilaian yang transparan:
- Metrik Kinerja yang Jelas: Pastikan bahwa setiap karyawan tahu indikator apa yang akan digunakan untuk menilai kinerja mereka. Ini bisa berupa KPI (Key Performance Indicators), hasil proyek, atau penilaian keterampilan tertentu.
- Penilaian Berbasis Bukti: Penilaian harus didasarkan pada data atau bukti konkret, bukan hanya opini atau persepsi pribadi. Penggunaan alat bantu seperti software manajemen kinerja dapat membantu mengotomatisasi proses ini dan memastikan keakuratan penilaian.
- Umpan Balik yang Terbuka: Karyawan harus memiliki kesempatan untuk mendiskusikan hasil penilaian mereka dan memberikan masukan. Transparansi ini membantu menciptakan rasa keadilan dan keterbukaan dalam organisasi.
Dengan sistem penilaian yang transparan, karyawan akan merasa lebih terlibat dalam proses pengembangan diri mereka dan lebih percaya bahwa penilaian mereka dilakukan dengan adil.
Memberikan Umpan Balik yang Konstruktif
Umpan balik yang konstruktif adalah salah satu elemen paling penting dalam manajemen kinerja. Umpan balik bukan hanya soal menunjukkan apa yang salah, tetapi juga memberikan solusi untuk perbaikan. Berikut adalah beberapa cara untuk memberikan umpan balik yang efektif:
- Fokus pada Tindakan, Bukan Pribadi: Ketika memberikan umpan balik, fokuslah pada perilaku atau tindakan tertentu, bukan pada karakter atau kepribadian karyawan. Ini membantu karyawan memahami apa yang perlu diubah tanpa merasa diserang secara pribadi.
- Berikan Contoh Konkret: Umpan balik yang efektif harus disertai dengan contoh spesifik tentang apa yang dilakukan dengan baik atau yang perlu ditingkatkan. Ini memberikan konteks yang jelas dan membuat umpan balik lebih dapat diterima.
- Sertakan Rekomendasi untuk Perbaikan: Setelah mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, pastikan untuk memberikan saran yang jelas tentang bagaimana karyawan dapat memperbaiki kinerja mereka. Ini bisa berupa pelatihan tambahan, mentoring, atau perbaikan dalam pendekatan kerja.
- Lakukan secara Teratur: Umpan balik sebaiknya diberikan secara berkala, bukan hanya sekali dalam setahun. Dengan umpan balik yang rutin, karyawan memiliki kesempatan untuk terus-menerus memperbaiki diri dan meningkatkan kinerja mereka.
Memberikan umpan balik yang konstruktif membantu karyawan berkembang dan merasa didukung oleh manajemen, yang pada akhirnya meningkatkan keterlibatan dan produktivitas mereka.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, perusahaan dapat mengembangkan strategi manajemen kinerja yang kuat dan efektif, yang tidak hanya meningkatkan kinerja karyawan tetapi juga menciptakan budaya kerja yang lebih kolaboratif dan produktif.Umpan balik yang diberikan secara rutin harus bersifat konstruktif, artinya memberikan solusi yang jelas untuk perbaikan dan bukan hanya kritikan semata.
Alat dan Metode dalam Manajemen Kinerja
Penggunaan Software Manajemen Kinerja
Di era digital saat ini, penggunaan software manajemen kinerja telah menjadi alat yang sangat penting dalam mengelola kinerja karyawan secara efektif. Software ini membantu perusahaan memantau, mengukur, dan mengevaluasi kinerja karyawan secara real-time. Beberapa manfaat utama dari penggunaan software manajemen kinerja meliputi:
- Otomatisasi Proses: Software memungkinkan proses penilaian kinerja yang lebih cepat dan efisien dengan mengotomatisasi pengumpulan data dan pelacakan metrik kinerja.
- Pengumpulan Data yang Akurat: Data yang dikumpulkan oleh software lebih akurat dan objektif, mengurangi kemungkinan bias dalam penilaian kinerja.
- Penyimpanan Terpusat: Software memungkinkan perusahaan untuk menyimpan semua informasi kinerja karyawan di satu tempat, yang memudahkan manajer dalam mengakses dan meninjau data saat dibutuhkan.
- Umpan Balik yang Terintegrasi: Banyak software manajemen kinerja memungkinkan karyawan dan manajer untuk berkomunikasi secara langsung melalui platform tersebut, memfasilitasi pemberian umpan balik yang cepat dan efektif.
Penggunaan software manajemen kinerja tidak hanya mempermudah proses evaluasi, tetapi juga meningkatkan transparansi dan keterlibatan karyawan dalam penilaian kinerja mereka.
Pendekatan 360-Degree Feedback
Pendekatan 360-degree feedback adalah metode penilaian kinerja yang mengumpulkan umpan balik dari berbagai sumber di sekitar karyawan, termasuk atasan, rekan kerja, bawahan, dan bahkan klien. Metode ini memberikan gambaran yang lebih holistik dan menyeluruh tentang kinerja seorang karyawan. Berikut beberapa keuntungan dari pendekatan ini:
- Perspektif Beragam: Dengan melibatkan berbagai pihak dalam proses penilaian, pendekatan ini memberikan pandangan yang lebih seimbang dan objektif tentang kinerja karyawan.
- Meningkatkan Kesadaran Diri: Karyawan dapat memahami bagaimana kinerja mereka dipersepsikan oleh orang lain di berbagai tingkatan organisasi, yang dapat membantu mereka meningkatkan aspek-aspek tertentu dari pekerjaan mereka.
- Mendorong Komunikasi: Metode ini meningkatkan komunikasi antar rekan kerja dan menciptakan budaya kerja yang lebih terbuka, di mana umpan balik dianggap sebagai bagian dari proses pengembangan diri.
Namun, pendekatan ini juga memiliki tantangan, seperti risiko umpan balik yang tidak jujur atau adanya bias dalam penilaian dari rekan kerja. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa proses ini dilakukan secara adil dan transparan.
Metode Key Performance Indicators (KPI)
Key Performance Indicators (KPI) adalah salah satu metode paling umum yang digunakan dalam manajemen kinerja. KPI adalah metrik terukur yang digunakan untuk menilai seberapa baik karyawan atau tim mencapai tujuan bisnis yang telah ditetapkan. Berikut adalah beberapa cara bagaimana KPI dapat digunakan dalam manajemen kinerja:
- Mengukur Pencapaian Tujuan: KPI memberikan ukuran kuantitatif yang jelas tentang seberapa dekat karyawan mencapai target mereka. Contohnya, seorang manajer penjualan mungkin memiliki KPI yang berkaitan dengan jumlah penjualan yang berhasil dilakukan dalam periode tertentu.
- Memantau Performa secara Berkala: Dengan KPI, manajer dapat memantau kinerja karyawan secara berkala, memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi masalah atau hambatan yang mungkin menghalangi pencapaian tujuan.
- Mengaitkan Kinerja dengan Hasil Bisnis: KPI membantu menyelaraskan upaya karyawan dengan hasil bisnis secara keseluruhan, sehingga setiap individu dapat memahami kontribusi mereka terhadap keberhasilan perusahaan.
Dalam penggunaannya, KPI harus dipilih dengan cermat agar relevan dengan peran dan tanggung jawab karyawan. KPI yang baik harus mudah dipahami, dapat diukur dengan jelas, dan memiliki dampak langsung terhadap tujuan perusahaan.
Dengan menggabungkan alat-alat seperti software manajemen kinerja, pendekatan 360-degree feedback, dan KPI, perusahaan dapat membangun sistem manajemen kinerja yang kuat dan efektif. Metode ini tidak hanya meningkatkan akurasi dan transparansi dalam penilaian kinerja, tetapi juga mendorong pengembangan berkelanjutan dan keterlibatan karyawan.
Meningkatkan Kinerja Karyawan Melalui Pengembangan Profesional
Program Pelatihan Berkelanjutan
Pelatihan berkelanjutan memungkinkan karyawan untuk terus belajar dan berkembang, yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja mereka.
Mentoring dan Coaching
Mentoring dan coaching memberikan bimbingan yang lebih personal bagi karyawan, membantu mereka mengatasi hambatan dan mencapai tujuan karier mereka.
Mengukur Kesuksesan Strategi Manajemen Kinerja
Indikator Kinerja Utama (KPI)
Kesuksesan manajemen kinerja dapat diukur dengan melihat pencapaian KPI. Jika KPI tercapai, maka strategi yang diterapkan efektif.
Kepuasan Karyawan dan Pengembangan
Karyawan yang merasa puas dan terus berkembang menunjukkan bahwa perusahaan memiliki sistem manajemen kinerja yang baik.
Analisis Produktivitas dan Efisiensi
Analisis ini membantu perusahaan memahami apakah strategi manajemen kinerja berdampak positif pada produktivitas dan efisiensi kerja.
Tantangan dalam Menerapkan Strategi Manajemen Kinerja
Kurangnya Dukungan dari Manajemen Atasan
Salah satu tantangan utama adalah kurangnya dukungan dari manajemen puncak, yang dapat menghambat implementasi strategi secara efektif.
Kesulitan dalam Menyelaraskan Tujuan Karyawan dan Perusahaan
Tantangan lainnya adalah menyelaraskan tujuan individu dengan tujuan perusahaan, yang sering kali memerlukan komunikasi yang kuat dan pemahaman bersama.
Kesimpulan: Kunci Kesuksesan dalam Manajemen Kinerja
Strategi manajemen kinerja yang efektif memerlukan perencanaan yang matang, komunikasi yang terbuka, dan komitmen dari semua level organisasi. Dengan menggabungkan tujuan yang jelas, umpan balik yang konstruktif, serta pengembangan berkelanjutan, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan mendukung.
FAQ
Apa manfaat utama dari manajemen kinerja?
Manajemen kinerja membantu meningkatkan produktivitas, motivasi karyawan, dan keterlibatan tim dengan tujuan perusahaan.
Bagaimana cara menetapkan tujuan yang SMART?
Tujuan SMART adalah spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu. Ini membantu karyawan fokus pada hasil yang jelas.
Apa yang dimaksud dengan feedback 360 derajat?
Feedback 360 derajat adalah metode penilaian kinerja yang melibatkan umpan balik dari berbagai sumber, seperti atasan, rekan kerja, dan bawahan.
Mengapa monitoring berkala itu penting?
Monitoring berkala membantu memastikan karyawan tetap berada di jalur yang benar dan memungkinkan perusahaan memberikan umpan balik yang tepat waktu.
Bagaimana cara menangani karyawan dengan kinerja rendah?
Karyawan dengan kinerja rendah harus diberikan umpan balik konstruktif dan kesempatan untuk memperbaiki diri melalui pelatihan atau mentoring.